Wahai Diri
Kita seakan terlalu pandai menertawakan mereka Iya mereka yang kita sebut “padahal” dan “tapi” berulang-ulang Tak ada yang benar-benar memahami
Kita seakan terlalu pandai menertawakan mereka Iya mereka yang kita sebut “padahal” dan “tapi” berulang-ulang Tak ada yang benar-benar memahami
Hai “buku baru” Mari kita mulai semuanya dari awal Kita susun semua mimpi kita Kita wujudkan bareng-bareng ya! Kalo kamu
Bagaimana jiwamu sudah lebih baikkah? Atau masih perlu healing lagi berkali-kali? Sampai lupa sela dimana kita harus bekerja Hai aku
Parahnya ketika semua sudah berlalu sekian lamaIngatan itu seperti kembaliEntah secara tiba-tiba bahkan dari orang-orang sekitarBukan untuk mengingkariKarena lupa itu
Tanya Tanya saja pada hari yang telah dilalui Bagaimana mungkin ia berlalu Padahal aku masih di situ Bagaimana mungkin ia
Kau tau apa saja penyebab hari-hariku menjadi berat?Salah satunya itu karena “kamu”Mungkin tidak bisa disebut sebagai penyebab tapi resikoSakit? Iya.
Kita pernah bicara panjang lebar di hari itu Tentang beberapa kesalahan lalu mengambil keputusan Kita pernah saling berkeluh kesah Untuk
Aku tak apa jika keadaan tak lagi sama Tak apa jika memang semua kian berubah Kian jadi luka untuk kita
Kali ini aku akan jujur tentangku dan semua yang ku simpan Aku tak pandai untuk menjelaskannya melalui kata-kata yang indah
Semakin hari “kita” semakin jauh Tak ada kabar lagi disetiap kata “kita” Kesalahan atau keinginan? Entahlah Duduklah bersamaku kita bicarakan
Kita hanya butuh waktu untuk jadi masing-masing Yang berlalu tapi tidak ingin diakhiri Kita tidak pernah selesai Kita hanya “merenggang”
Menjadi baik itu benar-benar menyiksa Disalahkan meski telah dijelaskan Seakan benar-benar mencinta Ternyata belum selesai dari masa lalunya Menjadikan cerita