Saat menyambut anggota baru dalam keluarga mereka, ibu-ibu mungkin mengalami berbagai perasaan, baik sukacita maupun kelelahan. Oleh karena itu, penting untuk memilih kata-kata dengan hati-hati dan memberikan dukungan yang diperlukan. Dalam artikel ini, kami akan membahas 10 kalimat yang sebaiknya dihindari saat berbicara dengan ibu yang baru melahirkan, agar Anda dapat menjadi teman yang lebih peduli dan pemahaman dalam momen berharga ini. Jangan tatakan 10 kalimat ini pada ibu yang baru melahirkan!
“Lahirannya normal atau caesar? Kenapa nggak lahiran normal aja?”
Kalimat pertama yang seringkali muncul saat mengunjungi ibu yang baru saja melahirkan adalah “lahirannya normal atau caesar? kenapa nggak lahiran normal aja”. Pertanyaan seperti itu sepertinya bukanlah pertanyaan tapi lebih ke pernyataan dari kumpulan keyakinan orang-orang. Sebagian orang masih kolot dengan beranggapan bahwa jika tidak lahiran normal berarti belum jadi ibu seutuhnya.
Padahal yang perlu kita pahami banyak kondisi medis yang menuntut seorang ibu harus memilih persalinan secara caesar. Dan setiap ibu pasti mau yang terbaik untuk anaknya. Tidak perlu pula membandingkan “oh aku dulu juga pernah kok ada lilitan juga tapi masih bisa lahiran normal”. Hentikan perdebatan konyol ini sesama orang awam yang tidak paham dunia medis tentu mendengarkan saran dokter jauh lebih baik. Beda orang tentu beda cerita dan tentu beda kasus pula. Berhentilah menghakimi dan berilah dukungan sebanyak-banyaknya apalagi jika kamu sesama seorang ibu.
“Anaknya ASI atau sufor? Sufor itu nggak baik lho buat bayi!”
Selain pilihan proses persalinan, pemberian sufor juga jadi bahasan utama yang seringkali ditanyakan kepada ibu yang baru saja melahirkan. Balik lagi sebenarnya ada banyak kasus dan kondisi medis yang membuat seorang ibu ini mengambil keputusan untuk memberikan sufor. Ibu mana yang tidak ingin memberikan ASI untuk anaknya. Ia juga tau ASI adalah makanan terbaik untuk si kecil tapi bukan berarti sufor itu racun. Ada banyak keadaan yang menjadikan seorang ibu ini tidak bisa menyusui anaknya. Misalnya saja ASI nya tidak keluar. Dalam dunia medis tentu tidak asing lagi dengan permasalahan yang satu ini. Banyak faktor penyebab salah satunya tekanan dan faktor emosional.
Pilihan menyusui atau memberi susu formula adalah keputusan yang tidak bisa dinilai. Cukup tanyakan apakah mereka ingin berbicara tentang pengalaman mereka tanpa memberikan tekanan.
“Ibunya gemuk ya sekarang, abis ini kamu diet lho”
Kalimat ke-3 yang nggak kalah sering diucapkan orang-orang kepada ibu yang baru melahirkan “ibunya gemuk ya sekarang, abis ini kamu diet lho”. Dengan senyum yang menyeringai seakan-akan itu sebuah lelucon. Setiap ibu memiliki tubuh yang berbeda dan proses pemulihan yang beragam. Hindari komentar yang menekankan penampilan fisik dan fokuslah pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.
“Ganteng ya mirip ayahnya”
Saat melahirkan seorang bayi tentu seorang ibu ingin memberikan semua hal yang terbaik untuk anaknya. Termasuk pakaian dan semua yang si anak kenakan. Jika ingin memuji si anak jangan menekankan pada satu sisi. Mengingat kondisi emosional ibu yang baru melahirkan belum benar-benar pulih. Jangan buat ia merasa tak berharga dan tak pantas. Pujilah si anak tanpa merendahkan ibunya. Bagaimanapun ibunyalah yang telah mengandung dan melahirkannya.
“Untung nggak pesek kayak ibunya”
Sama halnya dengan kalimat yang sebelumnya, pernyataan ini seakan-akan si ibu buruk dan tak berharga. Untuk itu hindari kalimat yang bisa membuat si ibu overthinking.
“Anak-anakku tidak pernah…”
Cerita tentang pengalaman pribadi bisa mengalihkan perhatian dari pengalaman ibu baru. Fokuslah pada mendengarkan cerita mereka tanpa mengoreksi atau membanding-bandingkan.
“Anak saya lebih pintar”
Perbandingan antara anak-anak bisa menimbulkan rasa bersalah atau tidak aman pada ibu baru. Fokuslah pada berbagi pengalaman dan cerita yang positif daripada membanding-bandingkan.
“Kamu harus mulai tidur lebih sedikit supaya bisa menyelesaikan pekerjaan rumah”
Penting untuk memberikan dukungan dan memahami bahwa prioritas ibu baru adalah merawat bayi mereka. Tawarkan bantuan dalam pekerjaan rumah tangga atau penitipan anak alih-alih menekan mereka, terutama jika Anda seorang suami.
Mengingat kondisi fisik dan emosional yang intens pasca persalinan, ibu baru umumnya sadar betapa lelahnya mereka. Sebaliknya, cobalah untuk memberikan pujian atau tawaran bantuan yang konstruktif, seperti, “Kamu melakukan pekerjaan yang luar biasa.”
Tips Support Ibu yang Baru Melahirkan
Namun, dukungan tidak hanya datang dari kata-kata, tetapi juga dari tindakan. Dalam artikel ini, kami akan memberikan sejumlah tips praktis tentang cara mendukung ibu yang baru melahirkan dengan lebih baik. Simak lengkapnya di bawah ini:
1. Dengarkan dengan penuh perhatian
Bahkan tanpa memberikan saran, terkadang yang terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mendengarkan. Ibu yang baru melahirkan mungkin memiliki banyak cerita dan perasaan yang ingin mereka luapkan. Jadilah pendengar yang penuh perhatian, tanpa menghakimi atau mencoba memecahkan masalah, dan biarkan mereka merasa didengar dan dipahami.
2. Hormati keputusan mereka
Setiap ibu memiliki pendekatan yang berbeda dalam merawat anaknya. Hormatilah keputusan mereka, apakah itu terkait dengan menyusui, pola tidur, atau metode pengasuhan lainnya. Hindari memberikan nasihat yang tidak diminta dan percayakan pada mereka untuk membuat keputusan terbaik untuk anak mereka.
3. Berikan ruang untuk istirahat
Kehadiran bayi baru bisa membuat tidur menjadi sangat terbatas. Tawarkan untuk menjaga bayi sebentar sehingga ibu dapat tidur atau sekadar beristirahat sejenak. Ini akan sangat membantu dalam pemulihan fisik dan mental mereka.